Mengenal Perbedaan Aqiqah dan Qurban Serta Dasar Hukumnya

Call/WA +6285330483001 (H. Mas Andi) untuk info Paket Aqiqah Kediri paling lezat.

Perbedaan pendapat mengenai aqiqah dan qurban sampai saat ini masih sangat menarik untuk dibahas. Sebab secara kasat mata baik qurban maupun aqiqah sama-sama merupakan ibadah menyembelih hewan. Selain itu, juga tidak ditentukan apa jenis kelamin hewan tersebut, jantan ataukan betina. Baik qurban maupun aqiqah sama-sama dihukumi sunnah muakad. Yaitu sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.  Jika kita menggali mengenai perbedaan aqiqah dan qurban maka harus tau poin-poin pentingnya terlebih dahulu. Keduanya dapat telaah mulai dari pengertian, tujuan, jenis hewan, waktu pelaksanaan, jumlah hewan, jumlah pelaksanaan yang danjurkan, teknis pemberian daging, wujudnya pemberian serta upan untuk penyembelih qurban dan aqiqah.

Pengertian Aqiqah dan Qurban

Pada materi pertama mari kita mengenal aqiqah dan qurban dari segi pengertian. Arti aqiqah secara bahasa berasal dari susunan kata aqqa – yauqqu – aqqan yang berarti memotong. Kata memotong dalam aqiqah dimaknai dengan prosesi yang beragam, di antaranya memotong hewan aqiqah dan memotong rambut bayi.  Sedangkan untuk menjelaskan definisi aqiqah menurut isitilah fiqih adalah menyembelih hewan dalam rangka mewujudkan rasa syukur kepada Allah atas kelahiran bayi. Yang prosesinya juga disertai dengan pemotongan rambut bayi dan pemberian nama.  Selanjutnya pengertian dari qurban. Secara bahasa qurban berasal dari susunan kata qaraba – yaqrabu – qurbanan waa wirbanan yang berarti dekat. Artinya bqrqurban memiliki makna mendekatkan diri kepada Allah yang salah satu caranya adalah dengan menyembelih hewan qurban. Sedangkan dalam istilah fiqih qurban diartikan sebagai prosesi penyembelihan hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah yang dilakukan pada tanggal 10, 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah. Dari sini sudah terperinci bahwa aqiqah dan qurban sangat berbeda, aqiqah untuk mensyukuri hari kelahiran sedangkan qurban sebagai saranan mendekatkan diri kepada Allah secara menyeluruh.

Dasar Hukum Qurban dan Aqiqah dan Arti Tasyakuran Aqiqah

Berbicara mengenai dasar hukum qurban dan aqiqah keduanya memiliki tujuan syariat yang berbeda. Dalil qurban dan aqiqah pun berbeda dalam al-Quran dan hadits. Ibadah qurban itu bercermin pada masa Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail yang kala itu masih belia. Allah menguji Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya sendiri. Disinilah cerita haru tersebut dimulai, dimana kesabaran, keteguhan, serta ketaatan yang memang harus benar-benar kuat.

Peristiwa ini telah diabadikan dalam al-Qur’an yang salah satunya ada pada Q.S as-Shafaat ayat 102 yang artinya:

“Maka tatkala telah sampai anak tersebut (telah baligh) dan berusaha bersamanya. Berkata (Ibrahim), “wahai anakku sungguh aku bermimpi dalam tidur sungguh aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” menjawab (Ismail), “wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan, Insya Allah engkau akan mendapatiku masuk dalam golongan orang-orang yang sabar”.

Hingga sampai proses penyembelihan Allah mengganti Nabi Ismail dengan domba putih besar yang langsung Allah turunkan dari surga.

Dalam ayat lain juga disebutkan yaitu:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya: “Maka shalatlah untuk Tuhanmu dan berkurbanlah”

Untuk dalil mengenai pelaksanaan aqiqah sendiri terdapat dalam hadits Nabi yang berbunyi:

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ وَقَالَ حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ وَقَتَادَةُ وَهِشَامٌ وَحَبِيبٌ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ عَاصِمٍ وَهِشَامٍ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ الرَّبَابِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَاهُ يَزِيدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ قَوْلَهُ وَقَالَ أَصْبَغُ أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ حَدَّثَنَا سَلْمَانُ بْنُ عَامِرٍ الضَّبِّيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى

Dari urutan sanad di atas didapati sebuah matan hadits yang berisi “Pada anak terdapat kewajiban untuk aqiqah, maka potongkanlah hewan hewan sebagai aqiqah dan buanglah keburukan darinya.” (HR. Bukhori. No 5049).

Sehingga memotong hewan dalam rangka syukur atas nikmat Allah dan agar sang anak terhindar dari keburukan adalah arti tasyakuran aqiqah.

Perbedaan Jumlah Dan Jenis Hewan yang Disembelih

Setelah anda mengetahui perbedaan aqiqah dan qurban maka jumlah hewan yang disembelih juga berbeda. Saat kurban satu kambing diperuntukkan untuk satu orang saja, boleh laki-laki atau perempuan. Sedangkan dalam aqiqah satu kambing untuk perempuan dan dua kambing untuk laki-laki. Selain itu, saat wurban boleh menggunakan kambing, unta, sapi, dan kerbau. Sedangkan aqiqah hanya boleh kambing atau domba saja. entah jantan ataupun betina tidak jadi masalah.

Waktu Pelaksanaan

Ditinjau dari waktu penyembelihan hewan baik aqiqah maupun kurban sudah sangat berbeda. Ibada qurban harus dilaksanakan tepat pada tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah. Yaitu hari raya idul Adha dan tiga hari setelahnya.  Sedangkan pelaksanaan aqiqah lebih baik dilaksanakan saat hari ketujuh kelahiran. Hal ini berpedoman pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Hakim, bahwa Rasulullah pernah beraqiqah untuk cucunya yaitu Hasan dan Husain pada hari ketujuh kelahirannya. Selain itu beliau juga memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya. Namun kembali lagi ke hukum aqiqah yaitu sunnah muakad, sehingga yang masih belum mampu melaksanakan aqiqah pada hari tersebut. Maka hukumnya boleh dilakukan di hari lain. Selain itu prosesi aqiqah sesuai sunnah juga harus memenuhi syarat dan rukun aqiqah tersebut. apabila salah satu syarat maupun rukun ada yang belum terpenuhi, maka aqiqah tidak sah.

Kenapa Harus Aqiqah?

Lalu setiap anak yang telah lahir kenapa harus aqiqah? Kenapa tidak cukup dengan tasyakuran seperti biasa tanpa harus menyembelih hewan aqiqah? Pada dasarnya selai sebagai wujud syukur, ada banyak hikmah yang bisa diambil dari ibadah tersebut, yaitu:

  • Anak adalah anugrah dalam keluarga, dengan beraqiqah maka Anda telah berusaha mewujudkan rasa syukur kepada Allah. Selain itu, ada harapan pula bahwa anak yang telah lahir tersebut menjadi penerus yang shaleh dan shalehah.
  • Orang yang melaksanakan aqiqah maka telah berusaha meneladani sikap dan sifat nabi
  • Pada saat aqiqah mengajarkan untuk berbagi kepada sesama. Ditambah lagi mengajak orang berkumpul dalam kebaikan juga bentuk usaha untuk mempererat tali silaturahmi

Aqiqah dilaksanakan mulai dari memilih hewan, menyembelihnya, proses memasak hingga berbagi. Keempat proses tersebut memang melelahkan jika dilakukan sendirian. Namun sekarang anda tidak perlu khawatir lagi, sebab telah tersedia jasa layanan aqiqah yang siap membantu.

Prosesi Aqiqah Sesuai Sunnah

Jasa Aqiqah Haji Andi siap menjadi mitra profesional untuk mewujudkan prosesi aqiqah yang berkesan. Layanan jasa yang satu ini telah berdiri sejak tahun 1994 dan sampai sekarang tidak pernah mengecewakan setiap pelanggannya. Layanan aqiqah termurah di Kediri dan sekitarnya. Banyak paket yang bisa dipilih sesuai dengan budget anda. Untuk konsultasi dan pemesanan bisa hubungi CS di nomor ini 085330483001.

 

Baca juga: Kumpulan Contoh Doa Aqiqah dan Doa Walimatul Aqiqah dan Jasa Layanan Aqiqah Kediri Terdekat Profesional